Analisis Kinerja Finansial Usaha Peternakan Broiler Skala Kecil Dan Menengah Pada Kemitraan “Pt.Sinar Sarana Sentosa” Kabupaten Malang

bermitra dengan PT. Sinar Sarana Sentosa. Peternak skala kecil atas nama Bapak M. Rombe beralamat di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang dan peternak skala menengah atas nama Bapak Mustain Kabul yang beralamat di Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Kantor PT. Sinar Sarana Sentosa Malang, Jawa Timur beramat di Perum Blimbing Indah Blok M-1 No 4. Peternak yang diambil Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2013-19 April 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar biaya produksi dan penerimaan dari usaha peternakan broiler skala kecil dan menengah dan mengetahui kelayakan kinerja finansial usaha peternakan skala kecil dan menengah melalui perhitungan keuntungan, Revenue Cost ratio (R/C ratio), tingkat Break Even Point (BEP), dan Rentabilitas pada kemitraan PT. Sinar Sarana Sentosa. Metode penelitian yang digunakan pada pelaksanaan penelitian ini adalah studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan survey yaitu mengumpulkan data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan peternak yang dijadikan sebagai responden serta dengan staff PT. Sinar Sarana Sentosa, sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung yang diambil melalui hasil penelitian terdahulu, buku dan jurnal Hasil dari penelitian ini mengetahui nilai dari perhitungan analisa usaha berupa biaya produsi, nilai penerimaan, keuntungan, nilai BEP ( harga, produk dan ekor), R/C ratio dan rentabilitas. Berikut merupakan hasil perhitungan dari analisa usaha: total biaya produksi selama satu tahun yang dihabiskan peternak adalah sebesar Rp 751.517.675,- untuk peternak skala kecil dan Rp 1.324.108.446,- untuk peternak skala menengah. Total biaya yang dihabiskan sangat dipengaruhi oleh biaya pemebelian khususnya pada DOC dan pakan, karena kedua biaya ini yang merupakan presentase pembelian yang cukup tinggi dibandingkan dengan biaya yang lainnya. Penerimaan selama satu tahun yang diperoleh sebesar Rp 807.465.229,- untuk peternak skala kecil dan Rp 1.451.197.066,- untuk peternak skala menengah. Penerimaan yang diperoleh peternak sangat berpengaruh pada hasil penjualan ayam pada saat panen dan harga jual hidup dari ayam tersebut. Keuntungan yang diperoleh selama satu tahun sebesar Rp 55.947.554,-. Untuk peternak skala kecil dan Rp 109.088.620,- untuk peternak skala menengah. Hasil perhitungan selama satu tahun untuk BEP harga peternak skala kecil sebesar Rp 13.764,-, BEP produk sebesar 51690 kg dan BEP ekor sebesar 25463 ekor. Peternakan skala menengah mendapatkan hasil untuk BEP harga sebesar Rp 14.452,-, BEP produk sebesar 96847 kg dan BEP ekor sebesar 55341 ekor. Nilai R/C ratio untuk peternak skala kecil sebesar 1,07 dan skala menengah sebesar 1,08. Dilihat dari nilai tersebut peternak tergolong layak dan menguntungkan namun masih pada kategori rendah. Nilai rentabilitas yang diperoleh peternak skala kecil sebesar 6,52% dan skala menengah sebesar 6,95%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kinerja finansial antara peternak skala kecil dengan peternak skala menengah, yang lebih efisien adalah peternak skala menengah. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan keuntungan, BEP, R/C ratio dan rentabilitas yang diperoleh peternak skala menengah lebih besar dari skala kecil